Sebagaimana saya ceritakan lewat Twitter beberapa hari lalu, kartu ATM saya sempat tertelan mesin ATM. Tertelannya hari Rabu (19/11), ketika terakhir kali saya ambil uang. Entah kenapa koq saya lupa menarik kembali kartu ATM tersebut sehingga akhirnya ditelan mesin. Beruntung sekali Rabu malam itu ATM BNI Syariah Jl. Kusumanegara sepi. Setelah saya tidak ada lagi yang menggunakan mesin itu sampai lebih dari 15-20 menit kemudian. Coba kalau ada yang menemukan kartu saya dalam keadaan aktif, bisa-bisa dikuras habis isi tabungan saya. :))

Nah, saya baru tahu kalau kartu ATM itu tertelan hari Sabtu (22/11). Waktu itu saya mau mengambil uang lagi karena sudah kehabisan dana segar. Maklum, sekali ambil paling cuma Rp 50 ribu, makanya cepat habis. Eh, begitu sampai di dalam bilik ATM saya kaget karena kartu ATM BNI tidak ada di dompet. Waduh, ke mana ya? Pikir saya waktu itu sambil kebingungan setengah mati. Ah, mungkin terselip di kamar kos! Duga saya untuk menenangkan diri. Sayapun langsung pulang ke kos.

Begitu sampai di kos, kamar langsung saya obrak-abrik. Tapi kartu tersayang itu tetap juga tidak ketemu. Saya jadi berpikir mungkin kartu itu tertelan mesin. Wah, panik mulai melanda. Saya takut kartu saya ditemukan orang terus duit saya dikuras habis. Untungnya pikiran sehat masih bisa mengendalikan emosi saya sehingga akhirnya timbul ide untuk menelpon customer service BNI dan menanyakan kartu tersebut. Begitu tersambung, hal pertama yang saya tanyakan adalah: "Kapan transaksi terakhir dan berapa nominalnya?" Beruntung sekali, CS BNI di seberang telpon menjawab kalau transaksi terakhir lewat mesin ATM tercatat tanggal 19 November 2008 sebesar Rp 50.000. Pffiuuuuh, leganya....

Untuk mengambil kembali kartu ATM tersebut, mau tidak mau saya mesti ke kantor cabang BNI di mana saya membuka rekening. Kebetulan dulu saya bukanya di kantor cabang Jl. Trikora, jadi bisa sekalian jalan-jalan ke Malioboro. :)) Eh, ternyata kejadiannya tidak seperti yang saya bayangkan. Karena mesti mampir dulu ke Kantor Pos Besar untuk mengirim buku pesanan yayang di Pemalang, saya masuk BNI pas jam istirahat. Setelah mengambil kartu di lantai dua, saya harus menunggu lamaaaaa sekali di lantai bawah ketika hendak membuka blokir kartu karena CSO-nya banyak yang keluar istirahat. Yah, dasar nasib! :((

Lebih dari setengah jam kemudian baru saya dapat giliran. Untungnya dapat CSO cewek. Kelihatannya sih sudah lumayan berumur, tapi masih menarik dipandang koq. Hehehe... Dari percakapan awal sudah langsung cair karena saya iseng menggoda Mbak CSO itu. Waktu dia tanya "enaknya dipanggil Pak atau Mas nih?", saya menjawab asal "panggil Om saja". Selanjutnya langsung deh mengurusi kartu ATM saya sambil ngobrol ke sana-sini. Entah kenapa koq kemudian Mbak CSO itu bertanya saya kerja di mana. Tidak mau repot saya jawab saja kalau saya masih kuliah. Eh, koq Mbak CSO-nya ngotot "tapi sudah nyambi kerja kan?" Dengan terpaksa sayapun menjawab "iya".

Seperti dugaan saya, kerepotan sekaligus kebingungan terjadi waktu dia bertanya saya kerja di mana. Pas saya jawab "tidak di mana-mana" Mbak CSO-nya bingung. Mungkin karena penasaran diapun memperbaiki pertanyaannya, jadi "kantornya di mana?". Saya ya jawab "tidak punya kantor". Selanjutnya semakin bingunglah saya harus bagaimana caranya menjelaskan pada si Mbak CSO apa kerjaan saya. Untungnya waktu saya bilang kalau saya cari duit di internet si Mbak CSO langsung manggut-manggut dan paham. Katanya sih sudah beberapa kali melayani pencairan cek dari orang-orang yang mengaku cari duit di internet. Entah iseng atau memang penasaran, si Mbak CSO tanya penghasilan. Nah, lho! Saya jawab dengan diplomatis, "Lumayanlah Mbak daripada nganggur". :))

Kebingungan kedua terjadi waktu saya berniat membuka BNI Tapenas, yakni tabungan khusus untuk biaya pendidikan. Produknya mirip asuransi pendidikan di mana kita mesti rajin dan rutin menyetor antara Rp 100 ribu sampai Rp 5 juta per bulan dalam jangka waktu tertentu. Minimal 2 tahun, dan paling lama 18 tahun. Kita boleh-boleh saja menarik dana sebelum rentang waktu tersebut, namun akan ada sejumlah biaya. Tabungan seperti ini memang sedang saya cari untuk persiapan biaya pendidikan anak-anak nanti. Meskipun anaknya belum ada tapi tidak ada salahnya kan mempersiapkan biaya pendidikannya lebih dulu?

Nah, waktu mengisi formulir pembukaan rekening BNI Tapenas ini saya kebingungan di kolom "Pekerjaan". Mau saya isi "Blogger" takut tidak diakui bank, mau diisi "Wiraswasta" koq kesannya sok sekali, mau diisi "Internet marketer" juga tidak pede. Waktu saya tanya pada si Mbak CSO, dianya juga ikut bingung. Ya sudah, dengan sedikit menahan geli saya tulis saja deskripsi pekerjaan saya sebagai "Jasa periklanan internet". Hahahaha....

Maaf, cuma sekedar intermezzo.