Seperti pernah saya singgung sewaktu membahas tentang PPC lokal yang dibanjiri iklan-iklan penjual mimpi, blog ini sendiri sempat ‘dijual’ oleh salah satu situs penjual mimpi berinisial UP. Bang Zalukhu sempat menceritakan masalah ini secara sekilas di posting ini. Nah, biar lebih gamblang dan jelas lagi, berikut saya beberkan detil kejadiannya. Kalau ada yang meragukan dan atau menyangkal cerita berikut silakan kontak saya. Kebetulan semua bukti-bukti otentik masih saya simpan dengan baik.

Cerita berawal dari sebuah email dari seseorang bernama Lukman Hakim Mahrus kepada saya melalui form kontak. Ia mengatakan sangat tertarik dengan produk yang dijual UP. Kebetulan ia melihat alamat blog ini di bagian testimoni dan dinyatakan sebagai salah satu dari 1900+ client UP. Saya jadi kaget. Tanpa membalas email tadi saya langsung meluncur ke situs UP. Benar saja. Ternyata EkoNurhuda.com memang benar-benar dicantumkan di sana seperti terlihat pada gambar berikut.

Photobucket


Saya lantas geleng-geleng kepala. Setahu saya yang namanya client itu sama dengan customer alias pembeli produk. Lha wong saya tidak pernah membeli produk itu, masa iya bisa berada di deretan client sih? Terlebih lagi pencantuman tersebut sama sekali tidak meminta ijin atau sekedar pemberitahuan dari pengelola UP. Saya langsung bergumam, “Hmm, ada yang tidak beres nih…” Hanya beberapa detik kemudian saya langsung melayangkan email protes ke pengelola UP. Saya mempertanyakan kenapa alamat blog ini bisa ada di daftar client UP dan sejak kapan tercantum di sana.

Sedikit mundur ke belakang, dulu ketika UP baru saja di-launching memang saya pernah mendaftar sebagai reseller. Banner promosinya sempat saya pasang di blog ini selama beberapa waktu. Tapi saya tidak pernah membeli produknya sama sekali, jadi saya tidak bisa dikategorikan sebagai client. Saya juga masih ingat ketika pengelola UP yang berinisial HP mengirim off message berisi ucapan terima kasih karena telah bergabung sebagai reseller UP. Beberapa hari kemudian kami bahkan sempat chatting dan saya bertanya banyak mengenai UP. Berapa modalnya, di mana beli script-nya, dll. Ketika HP mengubah peraturan mengenai komisi, saya merasa keberatan dan menyatakan mundur dari UP. Pesan pengunduran diri langsung saya kirim lewat off message YM-nya HP dan sudah dibaca olehnya karena ia kemudian membalas “Ya, tidak apa-apa, Mas.”

Ketika balasan dari UP datang saya jadi naik darah. Sebabnya HP dengan santai menjawab bahwa hal itu terjadi karena saya terdaftar sebagai free client (istilah UP untuk member yang belum membeli produk), karena itu dicantumkan di daftar client. Saya memprotes lagi, bukannya saya sudah mengundurkan diri dari UP??? Eh, dijawab kalau dia LUPA saya pernah mengundurkan diri via YM. Alasannya, selama ini kontak ke UP dilakukan lewat email, bukan YM. Lha, terus yang membalas pesan saya itu siapa dong? Bukannya dia pemilik sekaligus pengelola UP???

Karena benar-benar tidak terima dengan alasan konyol tersebut, saya terus kejar HP untuk memberikan alasan yang lebih logis lagi. Ketika dia bersikukuh kalau alasannya hanya LUPA, saya akhirnya mencoba maklum. Ya sudahlah, kalau begitu dianggap selesai saja. Toh alamat blog ini sudah dihapus dari halaman UP. Namun saya koq tidak puas kalau hanya berakhir begitu saja. Dia sudah mencatut alamat blog saya tanpa ijin selama beberapa bulan, masa iya mau selesai begitu saja? Padahal saya yakin pasti ada yang mengasosiasikan saya dengan UP karena melihat alamat blog ini di situs UP. Dan ini bukan promosi yang bagus bagi blog saya. Dengan kata lain, saya merasa dirugikan! Maka, bukan bermaksud menggertak kalau kemudian saya bilang ke HP begini, “Thanks karena sudah memberi bahan tulisan yg bagus untuk blog saya.”

Eh, rupanya HP kebakaran jenggot. Kalau di dua email sebelumnya ia menjawab asal-asalan dan sekenanya, maka sejak saya berkata begitu tiba-tiba saja ia bersikap manis dan sopan. Bahkan saya ditawarkan untuk meng-upgrade keanggotaan UP secara gratis. Belum sempat saya jawab, beberapa saat kemudian saya diberi komisi dari hasil pembelian yang dilakukan oleh Lukman Hakim Mshrus. Walah, mau menyuap nih ceritanya? Batin saya dalam hati. Sandiwara konyol apalagi ini? Bukankah saya sudah mengundurkan diri sejak berbulan-bulan yang lalu? Karena yakin tawaran itu mengandung maksud lain, sayapun dengan tegas menolaknya.

HP sepertinya benar-benar khawatir saya membuat posting tentang masalah ini. Buktinya ia terus mengirimi saya email berisi permohonan maaf sekaligus meminta saya untuk menganggap persoalan telah selesai dan tidak membuat posting tentang hal ini. Ia juga jadi sering nongol di blog ini dan sesekali meninggalkan komentar. Saya iseng bertanya, apa yang ia takutkan kalau saya membuat posting tersebut? Apakah takut bisnisnya akan rusak? HP kemudian mengaku kalau sedikit-banyak ia memang takut nama UP bakal rusak. Ia khawatir UP dianggap melakukan kebohongan karena mencantumkan alamat blog orang lain tanpa ijin. Ia tidak ingin nanti orang berpikir kalau testimoni dan daftar client yang dibuat UP hanyalah rekayasa belaka.

Well, mengenai hal itu tentu saja biarkan orang yang menilainya. Saya tidak akan berkomentar apa-apa soal itu. Saya hanya membeberkan sebuah fakta kalau UP pernah mencatut alamat blog ini sebagai daftar client, padahal saya sama sekali tidak pernah memesan produk UP. Saya bahkan sudah mengundurkan diri sebagai member UP sejak berbulan-bulan lalu dan sudah diterima dengan baik oleh HP, si pemilik UP. So, buat rekan-rekan blogger lain berhati-hatilah! Siapa tahu tanpa sepengetahuan Anda blog Anda dicatut oleh situs penjual mimpi seperti yang saya alami.

Sebagai penutup, berikut saya perlihatkan tampilan situs UP setelah alamat blog saya dihapus dari daftar client. Bukan hanya alamat blog saya saja yang dihapus, tapi SEMUA alamat blog yang tadinya tercantum di sana juga dihapus. Artinya..??? Jawab sendiri deh!

Photobucket


UPDATE 30/10/08: Lihat reaksi Kaskuser tentang hal ini di sini!
UPDATE 11/11/08: Entah sejak kapan, yang jelas bagian testimoni di sales page UP sudah berubah lagi. Testimoni disertai foto dan alamat lengkap. Lihat sendiri aja deh, tar kalo saya yang komentar pada salah paham lagi. :)