Hajatan besar baru saja dihelat masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Yep, acara besar tersebut adalah Pisowanan Agung yang digelar sore tadi (28/10) di alun-alun utara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dalam acara bertema “Dari Yogyakarta Untuk Indonesia” tersebut Sri Sultan Hamengku Buwono X akhirnya menyatakan bersedia dicalonkan dalam pemilihan presiden tahun depan.

Jawaban tersebut sudah lama dinantikan oleh masyarakat Yogyakarta. Pertanyaan mengenai kesediaan Sri Sultan untuk diajukan sebagai capres sudah muncul sejak beberapa bulan lalu. Namun selama itu pula Sri Sultan hanya menjawab secara diplomatis setiap pertanyaan tersebut diajukan padanya. Tak heran ketika Pisowanan Agung digelar, masyarakat Yogyakarta sangat antusias sekali mengikutinya. Ribuan orang memadati alun-alun Kraton untuk mendengarkan jawaban Sri Sultan secara langsung.

Kalau boleh memberikan pendapat, sejujurnya saya tidak mendukung langkah Sri Sultan ini. Bukan karena saya tidak percaya dengan kemampuan Sri Sultan memimpin bangsa dan negara Indonesia. Saya melihatnya dari sisi lain, yakni dari sisi dukungan politis. Lebih spesifiknya lagi, saya tidak tahu dengan kendaraan politik mana Sri Sultan kelak akan maju. Atau dalam bahasa awam, partai politik mana yang bakal mau mengusung Sri Sultan menuju ke kursi RI 1?

Satu-satunya parpol yang sudah terang-terangan menyatakan ingin mengusung Sri Sultan sebagai Presiden RI adalah Partai Republika Nusantara (RepublikaN). Patut dicatat bahwa RepublikaN adalah partai baru. Kemampuannya mengungguli partai-partai menengah dan mapan di negeri ini masih jadi tanda tanya besar. Mampukah partai ini memperoleh suara yang cukup dalam pemilu legislatif untuk mengajukan Sri Sultan ke bursa Pilpres 2009? Ini satu pertanyaan besar lain yang harus segera dijawab.

Sudahlah, saya tidak mau bicara politik di blog ini. Bukan porsi saya. Lagipula nanti ditertawakan orang lagi. Siapa tahu ada yang protes begini, “Mahasiswa Jurnalistik yang kuliahnya super molor seperti Anda koq berani-beraninya bicara politik. Kuliah aja yang bener!”. Hahaha…

Btw, bermodal kamera ecek-ecek bawaan N70, saya sempat merekam beberapa momen menarik. Sayang seratus ribu kali sayang, lensa N70 saya tidak bisa menangkap momen-momen tersebut dengan jernih karena hari gelap tertutup mendung tebal. Padahal kejadian seperti ini kan jarang sekali terjadi? Bisa jadi malah hanya terjadi sekali ini saja sepanjang hidup saya, iya kan? Tapi tak apalah. Dan berikut beberapa hasil jepretan saya:


Rombongan peserta Pisowanan
Antrian truk peserta Pisowanan Agung yang datang dari luar daerah sudah mulai memenuhi jalanan Kota Jogja sejak pukul 14.00.



Fotografer media massa
Puluhan juru foto dari berbagai media berjajar mengabadikan momen saat Sri Sultan menyatakan sikapnya.



Ayo dukung Sri Sultan!
Sri Sultan (tampak di kejauhan) sedang membacakan pernyataan sikapnya.



Dukungan dari RepublikaN
Poster dukungan massa RepublikaN untuk Sri Sultan. Coba perhatikan baik-baik, poster ini dibuat oleh DPC Partai RepublikaN Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.



Tarian dari Sumba
Tari tradisional Sumba, Nusa Tenggara Timur, sebagai wujud dukungan untuk Sri Sultan.



Atraksi barongsai
Atraksi barongsai persembahan masyarakat Tionghoa di Yogyakarta.


Oya, kalau mau membaca kutipan dari salinan pernyataan sikap Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Pisowanan Agung tadi silakan klik di sini. Saya mengutipnya untuk sebuah artikel pendek di Wikimu.