Apa padanan yang tepat bagi profesi blogger? Sementara sebagian orang masih beranggapan blogger bukanlah sebuah profesi, atau paling tidak bukanlah profesi yang menjanjikan, beberapa yang lain malah memadankan blogger dengan entrepreneur. Alasannya, apa yang dikerjakan seorang blogger sama persis dengan entrepreneur.

Awalnya saya mengerutkan kening sewaktu membaca pendapat seorang rekan blogger yang mengatakan kalau ia lebih memilih menjadi blogger daripada melanjutkan pekerjaannya karena mengelola blog pada hakikatnya belajar menjadi seorang entrepreneur. Tapi setelah dipikir lebih dalam lagi, pendapat tersebut ternyata ada benarnya juga. Artinya, dengan menjadi blogger secara tidak sadar kita sedang melatih diri untuk menjadi seorang entrepreneur.

Kalau mau diambilkan satu padanan yang paling mendekati karakteristiknya, maka mengelola blog tidak beda dengan menjalankan satu perusahaan penerbitan. Lebih spesifiknya lagi penerbitan media cetak harian alias surat kabar. Ada beberapa persamaan yang membuat saya memadankan blog dengan surat kabar. Satu di antaranya adalah pola update-nya yang teratur secara berkala.

Sebuah surat kabar umumnya diterbitkan harian (seperti Kedaulatan Rakyat atau Kompas), dan ada juga yang terbit mingguan (seperti Minggu Pagi kalau di Jogja). Tidak peduli berapa lama jangka waktu update-nya, yang jelas surat kabar mesti terus menerbitkan edisi terbaru sesuai jadwal yang telah ditentukannya. Bila tidak, maka surat kabar tersebut dapat dikatakan mati dan ditinggalkan pembacanya.

Begitu juga dengan blog. Sebuah blog dikatakan hidup dan akan terus eksis jika (dan hanya jika) secara konsisten di-update dalam tenggat waktu yang telah ditentukan pemiliknya. Entah itu sehari di-update 3 kali (seperti yang dilakukan John Chow), sehari sekali, atau tiap beberapa hari sekali, yang jelas sebuah blog harus tetap di-update dan menyajikan artikel-artikel terbaru bagi pembacanya. Kalau tidak? Anda sudah tahu sendiri jawabannya.

Meng-update blog secara berkala bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Banyak blogger mengakui kalau tugas terberatnya adalah terus mencari bahan-bahan posting sebagai suguhan terbaru bagi pembaca blognya. Dibutuhkan disiplin dan juga konsistensi tinggi untuk melakukan ini terus-menerus. Selain itu juga harus didasari oleh satu tujuan atau goal yang ingin dicapai dengan blog tersebut. Tanpa itu semua, memikirkan apa yang akan dipublikasikan selanjutnya saja akan terasa sangat berat.

Pemilik blog, sebagaimana pengelola surat kabar, juga harus berupaya keras memberikan yang terbaik bagi pembacanya. Baik tulisan maupun tampilan blog mesti dibuat sedemikian rupa agar menarik minat pembaca sekaligus membuat pembaca mau datang kembali dan akhirnya memilih menjadi pelanggan tetap. Memperhatikan kualitas tulisan dan juga tampilan ini akan jadi lebih penting lagi ketika blog sudah nenpunyai pengiklan. Sebab kalau sampai blog tidak lagi menarik bagi pembaca, bisa dipastikan trafik akan menurun. Dan pengiklan tidak mau memasang promosinya di blog yang sepi pengunjung.

Di titik ini, blogger sudah dapat disamakan dengan entrepreneur karena terus-menerus mencari ide-ide segar serta mencoba berbagai terobosan untuk dapat tetap eksis serta memenangkan ketatnya persaingan. Karena itu dalam perjalanannya baik blogger maupun entrepreneur harus senantiasa kreatif dan inovatif agar terus berkembang mejadi lebih baik lagi dari hari ke hari.

Bagaimana pendapat Anda?


Catatan: Artikel ini saya buat sewaktu sedang berlibur di tempat calon mertua di Pemalang. Rencananya akan diposting Sabtu, 4 Oktober, lalu. Tapi karena sampai saya pulang ke Jogja tidak ada warnet yang buka, maka baru bisa diposting sekarang. Dan habis ini saya mesti pergi lagi. Kali ini lebih jauh, ke Tangerang. Entah sampai kapan... :((