Untuk kepentingan peliputan rubrik olahraga di Malioboro Ekspres, saya janjian bertemu dengan Mbak Deni Aryanti. Siapa dia? Mbak yang satu ini adalah pentolan Slemanona, wadah supporter wanita PSS Sleman. Setelah berkoordinasi panjang melalui serangkaian sms, akhirnya kami sepakat untuk bertemu di Kedai Kopi yang berada di perempatan Kentungan, Jl. Kaliurang. Dari janji jam tujuh malam, bincang-bincang baru dimulai jam setengah delapan. Sudah biasa. :)

Ketertarikan saya menemui Mbak Ined (sapaan akrabnya) bermula dari situs SaveOurPSS.com. Ceritanya waktu sedang mencari-cari referensi tentang PSS Sleman saya malah menemui situs baru tersebut. Tanpa pikir panjang lagi langsung saja saya kunjungi. Dari nama situsnya, sepertinya bakal cocok dengan tema tulisan yang akan saya angkat untuk edisi mendatang. Ternyata dugaan saya benar. Save Our PSS adalah sebuah gerakan untuk menyelamatkan PSS Sleman dari kebangkrutan.

Seperti diketahui bersama, sejak pemerintah mengeluarkan PP No. 58 Tahun 2008, klub-klub yang selama ini mengandalkan APBD sebagai sumber pendanaan mulai kelimpungan. Terlebih setelah Menteri Dalam Negeri menyatakan kepala daerah yang nekat mengalirkan dana APBD untuk pembiayaan klub dapat dikenai sanksi. PSS yang biasanya memperoleh dana 5 milyar dari APBD jadi gigit jari. Gaji pemain tertunda, kontrak tidak jelas, pendanaan untuk putaran keduapun masih gelap.

Melihat kondisi itu koran-koran lokal di Jogja mulai meramalkan kejatuhan PSS. Judul berita yang disajikan tak jauh-jauh dari kata "PSS bangkrut", dan sebagainya. Okezone.com bahkan mempertanyakan eksistensi PSS ketika menurunkan berita tentang ditolaknya permohonan Kantor Keuangan Pemkab Sleman yang meminta dispensasi dari Mendagri untuk mengucurkan dana ke PSS. Intinya, PSS Sleman benar-benar di ujung tanduk, baik eksistensi maupun reputasinya.

Mulanya saya diminta untuk mengurai kebangkrutan PSS tersebut. Namun di tengah pencarian referensi koq malah bertemu dengan Save Our PSS (SOP). Ya sudah, karena bagi saya gerakan SOP ini sangat kreatif dan juga bisa menjadi inspirasi bagi kelompok suporter lain di Jogja, akhirnya saya memutuskan untuk terlebih dahulu mengangkat tentang SOP. Kebetulan sekali, saya adalah (calon) wartawan pertama yang mendatangi SOP. Dan kalau hasil liputan tersebut dimuat, maka Malioboro Ekspres akan jadi koran pertama yang mengangkat tentang SOP. Senangnya...

Sesuai namanya, misi SOP adalah menyelamatkan PSS agar tetap eksis di Liga Indonesia. Program yang digawangi anak-anak Slemania ini bertujuan menggalang dana sebanyak-banyaknya untuk PSS. Berbagai macam kegiatan sudah mereka susun. Di antaranya mengadakan lomba mewarnai untuk anak SD & TK, lomba futsal antar SMA, lomba desain kaos PSS untuk mahasiswa, talkshow sepakbola, dan masih banyak lagi. Saat ini yang sudah berjalan adalah penjualan kaos 'Save Our PSS'. Saking cintanya pada PSS, teman-teman SOP rela patungan untuk biaya pencetakan kaos. Luar biasa!

Saya pikir semua kelompok suporter di Indonesia patut mencontoh apa yang dilakukan Slemania dengan Save Our PSS-nya. Bukankah sebagian besar klub di Liga Indonesia masih mengandalkan dana APBD? Buktikan kalau suporter itu benar-benar dapat memberikan support bagi klub. Dan buktikan pula kalau sebagai pendukung setia kelompok suporter dapat melakukan apa saja demi mempertahankan keberlangsungan hidup klub kesayangannya. So, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu klub kesayangan Anda dari kebangkrutan?

Oya, hasil liputan saya bisa dibaca di Malioboro Ekspres edisi minggu depan, terbit hari Senin dan dijual eceran seharga Rp 2.000/eks. Baca ya? :))

Pesan layanan masyarakat: Kaos 'Save Our PSS' bisa dibeli seharga Rp 50.000 di Toko Sport Fina, Jl. Kentungan B 27 KM 6,5 Condongcatur, Depok, Sleman. Lokasinya tepat di sebelah selatan lapangan Kentungan. Kalau masih bingung silakan telpon ke (0274) 886241.