Masih ingat cerita saya tentang betapa pasarannya nama Eko? Buat yang belum membaca, silakan deh baca dulu dan temukan betapa banyaknya si Eko Nurhuda ini bertemu dengan sesama pemilik nama Eko sejak dari masa kecilnya hingga sekarang. Nah, kejadian Senin (23/3) sore kemarin di halaman kantor Harian Jogja mungkin bisa jadi pelengkap cerita sekaligus fakta betapa banyaknya pemilik nama Eko itu.

Ceritanya, sebagai syarat untuk lulus dari Akademi Komunikasi Yogyakarta (AKY), maka saya harus menempuh praktek kerja lapangan (PKL) alias magang kerja. Entah mengapa, sejak awal saya sudah niat ingin magang di Harian Jogja atau biasa disingkat Harjo. Ternyata, eh, ternyata, pihak Harjo menerima saya dengan tangan terbuka. Jadilah saya magang di sana terhitung sejak kemarin itu. Karena itulah saya kemudian sampai ke kantornya Harjo yang terletak di Jl. MT Haryono, dekat Plengkung Gading.

Hari pertama magang hanya diisi dengan pengarahan dari Pemimpin Redaksi (Pemred), Wapemred, dan Redaktur Harjo Minggu di mana saya bakal ditempatkan. Terus, namanya juga orang baru, sayapun berusaha bersosialisasi dengan kru Harjo yang lain, terutama yang se-desk dengan saya. Yah, pake jurus SKSD alias sok kenal sok dekat deh. Untungnya semua kru Harjo yang saya temui ramah-ramah, jadinya saya tidak kesulitan berbaur. Sepertinya saya langsung merasa betah di sana. :)

Setelah pengarahan dari para "petinggi" redaksi selesai, saya keluar menemui bagian HRD dan kesekretariatan untuk keperluan administrasi. Maksudnya pendataan anggota baru. Meskipun statusnya cuma reporter magang, tetap saja harus didata sebagai arsip. Entah kebetulan atau tidak, setelah acara di meja sekretariat redaksi selesai saya bertemu dengan salah satu kru Harjo Minggu, yakni Heru Lesmana. Ternyata kami seumuran dan sama-sama dari Sumatera. Jadi deh kita ngobrol. Mulanya kami ngobrol di atas, di ruang redaksi. Beberapa saat kemudian Heru mengajak saya turun dan ngobrol di bawah. Sayapun ikut karena memang mau sekalian pulang.

Sampai di bawah, Heru mengajak keluar ke angkringan yang berada tepat di depan kantor Harjo. Nah, di halaman parkir saya diperkenalkan dengan satpam Harjo yang sedang berjaga. Kejadian lucupun terjadi waktu kami saling memperkenalkan diri. Saya yang merasa lebih muda dari si bapak satpam langsung menyebutkan nama, "Eko, Pak." Eh, lha koq si bapak tersenyum lalu menjawab, "Sama." Koq namanya sama sih? Usut punya usut, rupanya si bapak satpam Harjo itu juga bernama Eko. Walah, tambah satu lagi deh anggota komunitas Eko. :)

Jauh sebelum pertemuan dengan Pak Eko itu, saya sebenarnya sudah lama merasa sebal setiap kali berada di kos. Apalagi waktu bapak kos mengabsen seluruh penghuni setiap habis azan. Penyebabnya? Apalagi kalau bukan karena ada penghuni baru bernama Eko. Oh, my God!