Pagi-pagi kemarin sekitar jam 7.28, lapat-lapat saya mendengar suara ketukan di pintu. Seebenarnya di pengetuk mengetuknya keras, tapi berhubung saya masih berada di alam mimpi jadilah suaranya terdengar lapat-lapat. Hehehe. Terus, usut punya usut ternyata si pengetuk juga sudah mengetuk pintu berkali-kali. Busyet deh. Terpaksalah dengan mata masih lengket saya bangun dan membukakan pintu.

Pagi itu saya sudah ada janji dengan teman kos untuk mengikuti pelatihan ICDL di Hotel Hegar, Jl. Adisucipto. Dasar kalong. Meskipun punya janji pagi, tapi malamnya tetap saja tidur di atas jam 1. Untung saja teman saya tadi sabar membangunkan saya. So, habis mandi langsung deh kami berdua menuju ke lokasi dengan Honda Astrea Grand andalan saya. Wuzzzz, tak sampai 15 menit sampailah kami di tempat acara.

Btw, ada yang tahu ICDL?

Saya sudah lama tahu nama ICDL alias International Computer Driving License. Tapi ya hanya sebatas tahu saja. Nah, acara di Hotel Hegar kemarin itu mengupas lebih dalam mengenai ICDL. Tidak dalam-dalam sekali sih, cuma ya lumayanlah. Saya jadi lebih tahu banyak tentang ICDL dan manfaatnya. Meski, jujur saja, saya meragukan bakal memerlukan sertifikat komputer bertaraf internasional itu.

ICDL, sesuai kepanjangannya, adalah sebuah sertifikasi untuk pengguna (user) komputer yang tarafnya internasional. ICDL awalnya bernama ECDL (European Computer Driving License) dan didirikan di Eropa. Persisnya di mana silakan cari sendiri di Google. Hehehe... Kalau ogah repot, coba aja klik di sini.

Sebagai sebuah institusi, sertifikat yang dikeluarkan ICDL sudah diakui dan mendapat penghargaan dari berbagai kalangan. Beberapa perusahaan multinasional sudah mengeluarkan endorsement-nya yang memuji sertifikasi yang dilakukan oleh ICDL. Sertifikasi komputer seperti ini memang penting bagi negara-negara maju. Tapi kalau di Indonesia koq saya rasa masih belum begitu dibutuhkan ya? Apalagi jika mengingat biaya tesnya yang lumayan mahal. Eit, ini pendapat pribadi lho.

ICDL sejauh ini sudah berkembang di 131 negara, salah satunya Indonesia. Institusi ini memiliki 3 kantor operasional yang tersebar di 3 kota, Dublin (Rep. Irlandia), Brussels (Belgia), dan Singapura. Kemudian di masing-masing negara ada Approved Center yang merupakan representatif ICDL di negara yang bersangkutan. Di Indonesia, Approved Center-nya adalah Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) yang dipimpin oleh MYR Agung Sidayu.

Kalau Anda rajin membaca Sabili atau mengikuti berita tentang ajaran-ajaran sesat, saya yakin Anda tahu YPI. Kenapa? Karena YPI adalah yayasan yang mengembangkan Ma'had al-Zaytun (MAZ), pondok pesantren terbesar dan termegah se-Indonesia bahkan konon se-Asia Tenggara. Meskipun sering diterpa isu miring, ternyata al-Zaytun concern terhadap penyelenggaraan pendidikan bertaraf internasional. Ini bisa dilihat dari diberlakukannya tes ICDL bagi siswa seluruh penghuni Ma'had al-Zaytun, dan juga peran YPI sebagai lembaga pemegang lisensi penyelenggaraan sertifikasi ICDL di Indonesia.

Acara berakhir tepat pukul 15.00, setelah sebelumnya diselingi makan siang dan limpahan snack. Dasar anak kos, saya dan teman saya tadi lahap menelan setiap hidangan yang disediakan. Hahaha... Anyway, terima kasih kepada Pak Agung Sudjatmoko dan Pak Angger P. Pramono dari ICDL Indonesia yang telah mengadakan acara ini. Saya benar-benar merasa kenyang! Eh, salah. Maksudnya, benar-benar merasa puas. :D