Melanjutkan cerita di posting sebelumnya, teman saya yang semula menyatakan kalau ngeblog itu hanyalah sebuah pemborosan kini malah tertarik sekali mempelajari blog. Sayang disayang, ternyata motivasi utamanya uang. Ya, dia tertarik pada blog karena ingin mencari uang dengan blog. Padahal menurut beberapa blogger senior seperti John Chow dan Yaro Starak, memulai blog dengan motivasi uang hanya akan berakhir pada kegagalan. Dan saya yakin ucapan mereka betul.

Berkaitan dengan teman saya tadi, tentu tidak mungkin dong saya sampaikan hal tersebut. Salah-salah saya malah dianggap pelit, tidak mau berbagi ilmu. Namun tetap saja saya harus menyampaikan kenyataan sesungguhnya bahwa mencari uang dengan blog itu bukan perkara gampang. Butuh pengorbanan di masa awal, butuh kesabaran dan ketelatenan pada saat blog sudah berjalan stabil, serta butuh sikap rendah hati luar biasa untuk terus belajar demi mencapai perolehan yang lebih baik dari waktu ke waktu.



Pada teman saya, kalimatnya saya sederhanakan menjadi begini, “Kamu yang penting buat blog saja dulu. Urusan mencari duit dipikir nanti saja setelah blogmu jadi.” Dia lantas bertanya, “Memang tidak bisa ya langsung dapat duit?” Nah, inilah pertanyaan yang paling saya takuti. Bagaimana menjawabnya? Saya hanya berkata diplomatis, “Segala sesuatu itu kan butuh proses.” Diapun diam.

Besok-besoknya, itu teman ternyata malah tidak tertarik lagi ngeblog. Alasannya ada-ada saja. Alasan pertama tidak bisa membuat blog. Katanya dia belum pernah membuat blog, jadi tidak tahu bagaimana caranya membuat blog. Ini alasan lucu bagi saya. Kalaupun memang itu alasannya, kan ada saya yang siap membantu? Saya dulu juga tidak bisa membuat blog. Tapi berkat kemauan belajar dan keberanian mencoba (plus berkorban uang yang tidak sedikit untuk berjam-jam online di warnet), akhirnya saya bisa juga.

Alasan kedua, dia bilang tidak pintar bahasa Inggris. Meskipun merasa gemas, saya tidak mau mendebat alasannya. Saya hanya menunjukkan profil Muridman dalam eBook wawancara publisher sukses AdSense yang disusun Mas Cosa. Dalam wawancara tersebut Muridman cerita kalau dia awalnya sama sekali tidak bisa bahasa Inggris. Tapi berkat kemauan belajar yang kuat akhirnya ia malah menjadi salah satu publisher AdSense sukses di Indonesia. Setelah membaca wawancara tersebut, saya tambahkan pada teman saya tadi, “Kalau memang kesulitan bahasa Inggris, buat saja blog bahasa Indonesia. Blog-ku juga berbahasa Indonesia koq.” Dia hanya diam.

Alasan ketiga, dia bilang kalau dia tidak bisa menulis. Hmm, ini juga alasan tidak masuk akal. Masa iya dia yang sudah sarjana mengaku tidak bisa menulis? Bohong besar itu! Catat baik-baik, setiap sarjana seharusnya pandai menulis. Kenapa? Karena mereka lulus jadi sarjana itu berkat menulis. Tidak main-main, yang ditulis sebuah karya ilmiah dengan referensi minimal 30 judul buku. So, kalau sudah jadi sarjana mengaku tidak bisa menulis, terus terang saya ragu dengan skripsi yang dia susun.

Akhirnya, setelah beragam alasan yang dia lontarkan saya berkesimpulan kalau si teman tadi tidak benar-benar ingin belajar ngeblog. Dia pikir dengan blog dia bisa mendapat uang dengan mudah dan cepat. Tapi begitu tahu prosesnya panjang dan butuh kesabaran ekstra, dia memilih mundur dengan berjuta alasan yang sebenarnya hanyalah alasan belaka. Saya jadi teringat ucapan seorang teman SMA yang sekarang sudah terbilang sukses besar dengan satu perusahaan MLM.

“Kalau ingin sukses, lupakanlah alasan. Tapi kalau mau alasan, lupakanlah sukses.”

Bagaimana pendapat Anda?


NB: Akhirnya Spanyol jadi pemenang Euro 2008. Ayo baca apa yang saya tulis tentang momen paling hot dalam sepakbola Eropa ini di blog sepakbola saya.