Posting kemarin koq kesannya sangat idealis ya? Memang begitulah seharusnya. Bloggerpun harus punya idealisme dengan blognya, karena idealisme inilah yang akan membuatnya dapat terus bertahan di jagat Blogosphere. Blogger yang terjun ke blogosphere tanpa idealisme yang jelas akan mudah bosan dan ujung-ujungnya mandeg di tengah jalan. Tapi ya jangan terlalu kakulah dengan idealisme itu. Toh, untuk mengusung sebuah idealisme juga dibutuhkan materi alias dolar. Iya kan?

Setelah menulis posting "Antara Pembaca dan Paid Review" sebelumnya, saya iseng berkunjung ke blog milik blogger-blogger senior di luar sana. Sengaja saya cari artikel mereka yang berhubungan dengan SponsoredReviews ataupun program paid review lain. What a surprise! Setidaknya Jacky Supit dan John Chow berpendapat sama. Kedua blogger kelas kakap ini mempunyai prinsip "Readers first, money later." Karena itu keduanya dengan tegas menyatakan akan menolak tawaran review yang tidak sesuai dengan tema blog mereka. Padahal harga review di blog mereka minimal $100, bukannya $2-50 seperti yang saya tulis sebelumnya.


Tapi mereka kan blogger top? Menolak review bukanlah masalah besar bagi mereka karena sekali menulis review saja sudah ratusan dolar yang dihasilkan. Lha, kita kan blogger kelas teri. Menulis 20 review-pun tidak akan sampai $100 earningnya (ini saya :p). Masa iya mau menolak kalau ada tawaran mereview? Itu mungkin yang akan Anda katakan.

Anda benar. Memang sayang menolak sebuah review, betapapun tidak relevannya review tersebut dengan blog kita. Tapi tetap saja tidak ada alasan bagi kita untuk memaksakan kehendak sendiri dan mengabaikan kepentingan pembaca. Ingat, tanpa pembaca blog Anda tidak berarti apa-apa. Kalau sudah terlanjur bagaimana? Tenang. Il y'a toujours le solution, begitu kata orang Perancis. Artinya, selalu ada solusi bagi setiap persoalan. Termasuk juga persoalan yang satu ini tentunya. Nah, berangkat dari pengalaman pribadi saya mengambil jalan tengah yang saya anggap adil supaya aman dari tuntutan materi tanpa mengabaikan kepentingan pembaca. Apa itu?
  1. Hanya mengambil review yang benar-benar relevan untuk blog dengan tema khusus/niche special. Yah, nyerempet-nyerempet sedikit bolehlah. Misalnya review tentang jasa reservasi hotel atau tiket pesawat untuk blog travel atau wisata.

  2. Sediakan sebuah blog yang super general. Nah, blog inilah yang bertugas menyapu bersih tawaran review lain yang tersisa. Bukankah kita juga tetap harus menjaga konsistensi earning harian? :p

  3. Sayang menolak tawaran review yang tidak relevan karena dolarnya besar? It's ok. Anda tak dilarang koq untuk menulisnya. Tapi cobalah menulis review dari sudut pandang yang bisa diterima pembaca. Contohnya blog Anda bertema desain grafis dan review-nya tentang backgammon atau online poker. Jangan mereview backgammon atau online pokernya. Pembaca Anda akan protes nanti. Bersikaplah cerdik dengan menitik-beratkan review pada aspek desain situs, tampilannya, navigasinya, atau aspek lain yang berhubungan dengan desain grafis. Ini tentunya lebih dapat diterima pembaca Anda.

  4. Jangan sekali-kali menerima review yang Anda sama sekali buta tentangnya. Jika Anda tidak tahu-menahu tentang subprime mortgage, memaksakan diri menulis review tentang itu hanya akan membuat tulisan Anda kosong tanpa bobot. Masih untung kalau ditulis sendiri. Lha kalau hasil kopi paste???
Oke, itu yang saya aplikasikan pada diri sendiri. Anda boleh sepakat, tidak setuju juga boleh koq. :p Semoga bermanfaat.