Lebih cepat lebih baik. Itulah jargon yang diusung pasangan capres-cawapres Jusuf Kalla-Wiranto. Pasangan yang populer disebut JK-Win ini seolah ingin menyentil Presiden SBY yang sering bersikap lamban dan cenderung bingung menentukan sikap kala menghadapi suatu persoalan. Contoh kecil, SBY tak menentukan pilihan waktu ditanya siapa jagoannya dalam final Liga Champions kemarin malam.

Lebih cepat memang lebih baik, tapi tidak selalu lebih baik. Semua tergantung bagaimana persepsi kita mengenai kata "cepat". Terkadang terlalu cepat justru menjadi tidak baik dan kontraproduktif. Contohnya terlalu cepat berkomentar tanpa membaca keseluruhan isi posting terlebih dahulu.

Posting saya yang berjudul "Nothing Is Impossible" bisa diambil sebagai contoh. Karena pembuka dan penutup posting tersebut bercerita mengenai kesuksesan Yunani memenangi Piala Eropa 2004 (plus gambar), sejumlah pengunjung yang "bertindak cepat" jadi meninggalkan komentar tidak nyambung. Bahkan ada yang dengan pedenya mengomentari kisah sukses Yunani. Padahal inti dari posting tersebut bukan di situ.

Contoh lain adalah serial posting "Skenario (Curang) Meningkatkan Earning AdSense" yang saya buat September tahun lalu. Ada 6 tulisan dalam serial tersebut, di mana masing-masing artikel membahas satu trik curang untuk meningkatkan earning AdSense. Nah, di tulisan terakhir (artikel ke-6) saya membuat satu kesimpulan yang sangat antiklimaks dan saya yakin tidak diduga-duga para pembaca. Namun kebanyakan pembaca ternyata bertindak "terlalu cepat" dan langsung mengambil kesimpulan tanpa mau membaca keseluruhan seri tersebut, terutama bagian terakhir yang menjadi kesimpulan.

Inilah fenomena dunia blogging di Indonesia. Ketika trafik menjadi tujuan utama, maka makna paling penting dan termulia dari blogging jadi terlupakan. Blog tak lagi berfungsi sebagai media menuangkan ide-ide untuk didiskusikan dengan pengunjung, bukan lagi media untuk saling berbagi, bukan pula untuk menjalin persahabatan antar blogger.

Apa yang terjadi justru kebalikannya. Demi mengejar trafik, seorang blogger rela melakukan blogwalking dari satu blog ke blog lain. Karena tujuan utamanya hanya kunjungan balik yang berarti menambah trafik blognya, maka iapun selalu "bertindak cepat". Cukup baca judul, lihat gambar (kalau ada), dan baca sekilas paragraf pembuka dan penutup, lalu tinggalkan komentar. Jangan harapkan komentar panjang-lebar, diberi satu-dua kalimat pendek saja pemilik blog sudah sangat bersyukur.

Alhasil, blogwalking hanya menjadi satu wahana (maaf) setor wajah semata. Asal namanya tercatat mengunjungi blog lain dengan harapan dikunjungi balik. Tak ada diskusi, tak ada tukar-pikiran. Maka jangan heran kalau blog-blog yang bertema agak serius dan berat jarang pengunjungnya.

Maaf, hanya sekedar uneg-uneg. Tolong jangan diambil hati (emosi), tapi diambil pikiran (logika) saja. :D