Jum'at kemarin rupanya bukan hari baik saya. Beberapa kejadian tidak menyenangkan saya alami di hari itu. Mulai dari pembatalan kuliah secara sepihak dari dosen (padahal sudah jauh-jauh datang), reaksi tidak enak atas kinerja saya dari seorang rekan di tempat magang, dan malamnya saya secara tidak langsung mendapat kritik keras dari salah seorang kontributor BloggerJambi.com.

Dari semua kejadian tidak enak tersebut, kritik dalam blog BloggerJambi.com menjadi yang paling tidak enak. Saya benar-benar 'tertampar' sekali. Apalagi kritik tersebut diberi judul pedas pula, "Hangat-hangat Tahi Ayam". Tapi saya tidak marah ataupun tersinggung. Saya justru berterima kasih sekali atas kritik tersebut. Dan saya sadar, saya memang pantas mendapat kritik seperti itu.

Ada dua hal yang saya garis bawahi dalam kritik yang dibuat oleh rekan BuJang itu. Pertama, kelalaian saya mengurusi blog BloggerJambi.com, dan kedua adalah kebiasaan jelek saya yang jarang berkunjung balik ke blog rekan-rekan yang sudah berkunjung kemari. Kedua-duanya saya akui sebagai kesalahan saya, dan untuk itu saya meminta maaf sebesar-besarnya pada rekan-rekan sekalian. Namun ijinkanlah saya untuk memberi sedikit penjelasan.

Mengenai BloggerJambi.com yang tidak pernah di-update, saya tidak mau disalahkan sepenuhnya. Blog tersebut saya buat bukan untuk saya pribadi. Saya membuatnya dengan tujuan sebagai ajang silaturahim antar blogger Jambi, baik yang berdomisili di Jambi maupun di luar Jambi. Formatnya, para blogger Jambi tersebut menjadi kontributor dan menyumbang posting. Kenyataannya, yang berminat hanya segelintir orang. Dan yang benar-benar berkontribusi hanya satu orang saja, yakni rekan BuJang.

Lama tidak di-update, rupanya banyak blogger Jambi yang merasa gerah. Sebelum rekan BuJang menuliskan kritiknya, sebenarnya sudah banyak kritik yang saya terima lewat kolom komentar blog tersebut. Rata-rata menanyakan kenapa koq tidak sering di-update. Ketika saya jelaskan bahwa blog itu berformat partisipasi dan menerima sumbangan tulisan dari rekan-rekan blogger Jambi yang peduli, hampir semuanya berkilah "untuk blog sendiri saja susah, apalagi untuk blog lain."

Ada pula yang mengatakan kalau keberadaan BloggerJambi.com seolah hendak menyaingi blog komunitas blogger Jambi yang sudah lebih dulu eksis, yakni bloggerjambi.blogspot.com. Hal ini perlu diluruskan. Saya bahkan pernah menawarkan pada pengelola blog tersebut untuk memakai nama domain bloggerjambi.com, tapi sampai sekarang tidak ada respon. Beberapa rekan blogger Jambi yang saya tahu akrab dengan blog dan blogosphere juga sudah saya beri tawaran untuk menjadi admin blog tersebut, tapi semuanya angkat tangan.

So, solusi bagi BloggerJambi.com mungkin hanya dua: (1) diteruskan dengan keterlibatan dan kepedulian rekan-rekan blogger Jambi yang lain, atau (2) ditutup saja selama-lamanya. Pilihannya bukan pada saya karena sejak awal saya tidak memosisikan diri sebagai pemilik blog tersebut. Keputusan dan masa depan BloggerJambi.com tergantung pada sikap teman-teman blogger Jambi yang merasa ikut memiliki dan peduli pada blog tersebut.

Oya, soal jarangnya saya berkunjung balik, untuk ini saya harus memohon pengertian teman-teman semua. Seperti pernah saya ceritakan sebelumnya, sejak magang di Harian Jogja waktu online saya sudah sangat jauh berkurang. Selain magang, saya juga masih harus menempuh beberapa mata kuliah lho. Jadi, dari biasanya bisa online sampai 4-5 jam sehari, sekarang paling banter hanya 1-2 jam saja. Itupun lebih banyak saya habiskan untuk mencari referensi tambahan demi memperkaya hasil liputan saya.

Masa magang saya hanya sampai 31 Mei 2009, dan kuliah saya juga akan selesai dalam waktu tak lama kemudian. Setelah itu saya baru bisa punya banyak waktu luang lagi untuk online. Apalagi jika ternyata setelah lulus tak ada media massa yang tertarik memakai tenaga saya sebagai reporter. Soalnya, mau tak mau saya harus bekerja keras mencari nafkah di internet. :))

Itu saja dari saya. Harap maklum.