Kemarin seorang pengunjung blog ini meninggalkan komentar pedas dan cenderung kasar di posting berjudul eBook Gratis untuk Pembaca Setia. Karena ada unsur kasar itulah maka komentar tersebut akhirnya saya hapus. Apalagi si komentator tak meninggalkan identitas sama sekali. Sayapun terpaksa menyetting agar blog ini tidak dapat menerima komentar anonim lagi. Maaf, saya bukannya anti kritik. Tapi kalau memang berniat menasehati dan membangun, kenapa tidak meninggalkan identitas agar saya bisa belajar lebih banyak lagi dari komentar Anda?
Bagaimana sih komentarnya? Pertama, si komentator anonim tersebut mencela eBook gratis yang saya sediakan. Katanya eBook-eBook tersebut banyak tersebar di mana-mana, bukan hanya di blog ini. Kenapa tidak menyediakan eBook gratis yang eksklusif hanya ada di blog ini saja? Oke, dia benar tentang eBook gratis yang sebenarnya bisa diperoleh di mana saja. Tapi bukankah saya sudah berbaik hati menyediakan eBook yang sudah pernah saya baca dan saya tahu betul isinya sehingga pembaca blog saya tidak "men-download kucing dalam karung" alias memperoleh eBook yang tak jelas isinya. So, case is closed.
Kedua, si komentator anonim ini menyatakan protes atas banyaknya link referensi di blog ini. Seperti link referensi SponsoredReviews, Ziddu, dan program-program online earning lainnya. Apa masalahnya? Saya sendiri bingung dengan maksud si komentator. Referensi adalah hal biasa dan umum di dunia online earning. Kalau Anda memperoleh peluang online earning baru dari blogger lain, maka sebagai ungkapan terima kasih Anda seharusnya mendaftar di bawah referensi blogger tersebut. Kecuali jika Anda sudah tahu sebelumnya atau Anda tipe orang yang tidak tahu terima kasih. Ini hal yang lumrah dan semua blogger melakukan hal ini. Saya bilang semua karena blogger sekelas Cosa Aranda yang lokal atau John Chow dan Shoe Money yang bertaraf international blogger juga melakukannya. So, what's the problem, Mr. Anonym?
Ngomong-ngomong, karena si komentator anonim ini membahas masalah link referensi yang menurutnya 'menyesatkan' saya jadi tahu siapa dia sebenarnya. Mudah ditebak koq. Tapi tak akan saya bongkar identitasnya. Biarlah saya saja yang tahu siapa dia. Btw, Anda punya pengalaman serupa dengan saya? Berbagi cerita dong...
4 Komentar
Halo, mas eko. Pakabar? sudah saya ganti link-nya lo...btw soal topik posting ini, cukup menarik. Sy pkr hal itu tdk mslh kok, kan itu blog2 sendiri.
BalasHapusOh, Kang Yulius Wikimu tho? Duh, saya kirain sapa koq namanya jadi Uyung. Yah, kalo di blog sih seharusnya gak ada yang bisa protes orang lahan kita sendiri ibaratnya. Tinggal si pembacanya mau join di bawah referensi si penulis blog atau tidak? Iya kan, Kang? Anyway, hatur nuhun pisan tos mampir.
BalasHapusItu mah biasa mas, sirik tanda tak mampu. Karena dah ketauan mending di publish aja di sini. Penasaran juga sapa orangnya, apa mugnkin orang yang sama ama yang suka ngebom gue?
BalasHapusMaunya sih saya publish memang, tapi menuruti azas praduga tak bersalah, saya masih gak enak kalo main publish aja tanpa bukti yang mendukung. Tapi terserahlah, anjing menggonggong blogger tetap berkarya. Hehe...
BalasHapusPosting Komentar