Ketertarikan saya menemui Mbak Ined (sapaan akrabnya) bermula dari situs SaveOurPSS.com. Ceritanya waktu sedang mencari-cari referensi tentang PSS Sleman saya malah menemui situs baru tersebut. Tanpa pikir panjang lagi langsung saja saya kunjungi. Dari nama situsnya, sepertinya bakal cocok dengan tema tulisan yang akan saya angkat untuk edisi mendatang. Ternyata dugaan saya benar. Save Our PSS adalah sebuah gerakan untuk menyelamatkan PSS Sleman dari kebangkrutan.
Seperti diketahui bersama, sejak pemerintah mengeluarkan PP No. 58 Tahun 2008, klub-klub yang selama ini mengandalkan APBD sebagai sumber pendanaan mulai kelimpungan. Terlebih setelah Menteri Dalam Negeri menyatakan kepala daerah yang nekat mengalirkan dana APBD untuk pembiayaan klub dapat dikenai sanksi. PSS yang biasanya memperoleh dana 5 milyar dari APBD jadi gigit jari. Gaji pemain tertunda, kontrak tidak jelas, pendanaan untuk putaran keduapun masih gelap.
Melihat kondisi itu koran-koran lokal di Jogja mulai meramalkan kejatuhan PSS. Judul berita yang disajikan tak jauh-jauh dari kata "PSS bangkrut", dan sebagainya. Okezone.com bahkan mempertanyakan eksistensi PSS ketika menurunkan berita tentang ditolaknya permohonan Kantor Keuangan Pemkab Sleman yang meminta dispensasi dari Mendagri untuk mengucurkan dana ke PSS. Intinya, PSS Sleman benar-benar di ujung tanduk, baik eksistensi maupun reputasinya.
Mulanya saya diminta untuk mengurai kebangkrutan PSS tersebut. Namun di tengah pencarian referensi koq malah bertemu dengan Save Our PSS (SOP). Ya sudah, karena bagi saya gerakan SOP ini sangat kreatif dan juga bisa menjadi inspirasi bagi kelompok suporter lain di Jogja, akhirnya saya memutuskan untuk terlebih dahulu mengangkat tentang SOP. Kebetulan sekali, saya adalah (calon) wartawan pertama yang mendatangi SOP. Dan kalau hasil liputan tersebut dimuat, maka Malioboro Ekspres akan jadi koran pertama yang mengangkat tentang SOP. Senangnya...
Sesuai namanya, misi SOP adalah menyelamatkan PSS agar tetap eksis di Liga Indonesia. Program yang digawangi anak-anak Slemania ini bertujuan menggalang dana sebanyak-banyaknya untuk PSS. Berbagai macam kegiatan sudah mereka susun. Di antaranya mengadakan lomba mewarnai untuk anak SD & TK, lomba futsal antar SMA, lomba desain kaos PSS untuk mahasiswa, talkshow sepakbola, dan masih banyak lagi. Saat ini yang sudah berjalan adalah penjualan kaos 'Save Our PSS'. Saking cintanya pada PSS, teman-teman SOP rela patungan untuk biaya pencetakan kaos. Luar biasa!
Saya pikir semua kelompok suporter di Indonesia patut mencontoh apa yang dilakukan Slemania dengan Save Our PSS-nya. Bukankah sebagian besar klub di Liga Indonesia masih mengandalkan dana APBD? Buktikan kalau suporter itu benar-benar dapat memberikan support bagi klub. Dan buktikan pula kalau sebagai pendukung setia kelompok suporter dapat melakukan apa saja demi mempertahankan keberlangsungan hidup klub kesayangannya. So, apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu klub kesayangan Anda dari kebangkrutan?
Oya, hasil liputan saya bisa dibaca di Malioboro Ekspres edisi minggu depan, terbit hari Senin dan dijual eceran seharga Rp 2.000/eks. Baca ya? :))
Pesan layanan masyarakat: Kaos 'Save Our PSS' bisa dibeli seharga Rp 50.000 di Toko Sport Fina, Jl. Kentungan B 27 KM 6,5 Condongcatur, Depok, Sleman. Lokasinya tepat di sebelah selatan lapangan Kentungan. Kalau masih bingung silakan telpon ke (0274) 886241.
39 Komentar
Pertamax dulu ya, Karena tinggal dalam kawasan sleman, om juga termasuk slemania dong ko hehehe
BalasHapusuhm saya yg mantan mahasiswa di jogja jg harus baca neh kyahaha maksa.. tp saya bkn fans spk bola hehe :D
BalasHapusWah upaya yang paut dihargai, mengingat PSS merupakan club sepak bola yang bagus semoga saja PSS bisa bertahan dengan sokongan simpatisannya
BalasHapussaya ngasih komen bukan tentang PSS Sleman, tapi ke uletan mas Eko dalam menjalankan magang..salut deh !!
BalasHapusTurut prihatin dengan klub2 sepak bola di Indonesia, yang semakin lama bukan semakin membaik perekonomian klubnya, tetapi malah semakin buruk. Meskipun begitu, salut buat upaya masyarakat yang dengan gigihnya memperjuangkan PSS Sleman agar tetap eksis di kanca sepak bola nasional.
BalasHapusSlemania pedalaman kaltim datang,..
BalasHapusMaju Terus Slemania....
Bravo Slemania!!
Jadi inget sepatah kata di artikel bang Zal, kalo ada yang ngeblog sebagai batu loncatan untuk masuk ke dunia jurnalistik.
BalasHapusPantesan kok mas Ecko waktu itu nanya,
"Ini maksudnya siapa?"
Wah.. keren mas, jadi wartawan, wawasan makin berkembang nih, blognya juga bakal jadi tambah yahud pastinya ;)
Yah kayaknya punya nasib yang sama ama sriwijaya fc donk
BalasHapusgemana neh sepakbola kita ...
Kebangkrutan bukan hanya melanda klub PSS Sleman saja, hampir sebagian besar klub-klub baik itu di superleague ataupun divisi utama benar-benar diambang kebangkrutan.
BalasHapusRata-rata mereka hanya mengandalkan subsidi dari pemerintah daerah dan sekali kran pendapatannya ditutup ya sudah deh bingung.
Kemandirian dan profesionalisme sebuah klub sepakbola di Indonesia yang sudah didengung-dengungkan sejak beberapa tahun lalu sepertinya memang tidak berjalan.
PSSI dengan ketua umumnya yang masih berada di balik penjara tidak mampu menjadi institusi penggerak roda sepakbola Indonesia.
Agak susah dan panjang untuk menguraikan semua permasalahan yang menimpa persepakbolaan nasional dan entah sampai kapan itu semua bisa teratasi :D
wew slemania nui mas?
BalasHapussohib ma aremania dunk..
hehe..
@ Oom: Hehehe, kalo gitu saya berarti Brajamusti dong, Om? :D
BalasHapus@ indr@: Maksa tapi koq jujur? Jangan2 jujurnya juga maksa tuh? :))
@ Artha: Iya Bli, PSS dulu sempat masuk 4 besar dua musim berturut-turut. Malah sempat diramalkan bakal jadi juara juga. Tapi lama-lama malah semakin buram.
@ Hawee: Ini belum seberapa, Bro. Insya Allah saya bakal magang lagi di koran Kedaulatan Rakyat, di desk olahraga. Jadi ceritanya mu dobel nih, satu harian satu lagi mingguan. :D
@ NdesO: Ini satu upaya yg sangat pantas didukung, Bro. Itulah sebabnya saya angkat. :D
@ Indungg: Lho, Mbak Indungg Slemania juga tho?
@ Ipung: Kata Bang Zal itu bukan saya yang dimaksud koq, Mas. Tapi dia gak mau kasih tahu siapa orangnya.
@ E-Adena: Sama juga dengan sebagian besar klub di Indonesia dunks. :(
@ Jafar: Kalau kata teman2 Slemania kemarin sih, jangan banyak mengeluh dan menghujat. Kita harus berkarya dan melakukan sesuatu kalau mau melihat perubahan. Dan Save Our PSS itulah wujudnya.
@ Sandi: Bacanya sambil lari2 ya? :))
Wew.. Tinggi skali rasa s0lidaritas na he..he.. M0ga pss sleman bs ttp eksis yaw.. Biar ttp seru liga ind0nesia na he..he..
BalasHapuswaduh, saya ga mudeng tentang info bola nih mas. :D
BalasHapusdari Citizen Journalist ke Journalist Mainstream. keduanya bisa mengangkat persoalan seperti sepakbola dan carutmarutnya; tapi policy memang kemudian kembali kepada goodwill pemerintah; di manapun; untuk nyengkuyung atau sebaliknya kepada dunia persepakbolaan kita :)
BalasHapussemoga mendagri mau membantu kesulitan Pemkab Sleman untuk mempertahankan PSS sleman, saya akan mendoakan :)
BalasHapuswah jadi inget jaman kuliah dulu, anak-anak semangat banget nonton PSS, atributnya ijo2 dan semua terlihat bersemangat. Sayang kalau akhirnya PSS bener2 bubar.
BalasHapusbtw penasaran ni sama malioboro ekspres, apalagi yang ada tulisan mas ekonya :-)
PSM juga dalam jurang kebangkrutan mas
BalasHapusWah aku bukan orang sleman.. :((
BalasHapusiya tuch bener, ms supporter rusuh mlulu...keep peace dan jadilah pendukung setia yang tertib, aman, dan tidak merugikan org lain..hehe
BalasHapusbaru tau saya kalo banyak klub menggantungkan nasibnya ternyata sama dana dari apbd
BalasHapusMemang banyak klub2 ISL, div utama, div 1, div 2, dst. yang kelimpungan karena kepmendagri tentang penggunaan dana APBD. Tapi bagi manajemen PSS Sleman, saya menyarankan untuk studi banding ke persela lamongan, karena persela bisa terus eksis, dengan metode tertentu untuk menggunakan dana APBD
BalasHapushehe...nanti saya bikin thejakpedulipersija.com deh :p
BalasHapuskarena saya tinggalnya di solo saya dukung persis solo dunks, hehee.. tapi sepakbola di indonesia ndak mendidik.. daripada buat biaya maen bola yang ujung2nya tinju mending sekalian buat bangun olahraga tinju..
BalasHapussaya aja malu sama persebaya.. :)
BalasHapusWah kayaknya hampir sama dengan nasib Persik Kediri...
BalasHapusApa aku harus buat Save Our Persik (SOP) ya???
:D
@ Hryh77: Amin.
BalasHapus@ Soerdjak: Yang penting doanya saja. :D
@ Munawar AM: Dari citizen journalism ke mainstream journalism? Hmmm, mungkin karena citizen masih dianggap sebelah mata kali ya? :D
@ Harianku: Kalo saya malah doanya gini, Bro: Semoga PSS dan klub2 lain makin bisa mandiri supaya tidak membebani anggaran negara/daerah.
@ Yudi: Hehehe, musti hati-hati nih saya. Ada yang mau mantau soalnya. :))
@ Gelandangan: Hmm, memang merata ya?
@ BambangOke: Sudah tahu! x(
@ Sarah: Contohnya seperti apa, Sarah?
@ Jimmy: Masa sih, Koh?
@ Firanza: kalo saya malah nyaranin PSS studi banding ke Italia atau Inggris sekalian, biar bisa belajar mandiri dan tidak tergantung sama dana APBD.
@ Reza Fauzi: Beneran yah? Saya tunggu lho...
@ Badoer: Masih proses, Bro. Sabar, suatu saat persepakbolaan nasional akan baik dan bisa membanggakan koq.
@ thefachia: Koq malu?
@ Ariwolu: Kenapa tidak?
PSS TOP dah pokoke, sempat nonton sekali di Maguwoharjo :)
BalasHapuscie2.. slemania nih... gw pernah nonton sekali dulu.. gak tau permainannya sekarang2 ini om...
BalasHapusSayang aku orang medan. Jadi cinta ma PSMS. :D
BalasHapusHidup Sepakbola Indonesia..
Sekitar 5-6 tahun saya hampir tidak pernah lowong nonton laga home PSS, baik waktu di stadion tridadi, mandala krida maupun maguwoharjo. Ikut tour luar kota juga pernah.
BalasHapusTapi tahun ini saya lagi benar2 "bosan" dan "muak" dengan sepakbola Indonesia. Bukan karena tidak nasionalis.
Tapi "muak" lihat ketua dan bendahara PSSI yang seorang pesakitan, kerusuhan, suap, korupsi, oknum pengurus yang mata duitan, dsb.
Sepakbola Indonesia benar2 telah (di)rusak. Saya sebagai seorang supporter bola merasa telah "tertipu".
Kalau sepakbola Indonesia pengen maju ya harus ada REVOLUSI!
Bravo PSS! Turunkan Nurdin Halid!
klo soal bola awak kurang ngerti mas
BalasHapussaya cuma tau PSMS
:)
its me... pss - slemaniaaaa
BalasHapusjarang nonton bola lagi jadi parah sekarang udah ga hafal klub bola :D
BalasHapusmoga aja gk bangkrut ya pss..
BalasHapusamien...
dulu masih tinggal di joogja jadi bisa baca tu koran. namun sekarang saya balik kampung jadi gak bisa baca...plsss dong di scan korannya n di muat di blog nii
BalasHapusMas Ecko apa kabar? Tumben lama ga posting.. Sehat2 aja kan?
BalasHapusJadi wartawan ko? atau punya sendiri?
BalasHapusFina Sport? dulu sering kesana.....
Bener bang, supporternya harus turut membantu tuh. Semoga klub PSS bisa bermain lagi.
BalasHapusWah..., wartawan ngeblog..., pantes aja tulisannya bagus.
BalasHapusDulu saya diterima jadi wartawan group gramedia, namun karena istri lebih menyarankan dunia perbankan akhirnya dunia wartawan saya tinggalkan.
Sekarang...., ngbelog ae lah....
Posting Komentar